Materi Kuliah Pertemuan 1-3

MATERI PERTEMUAN  1 – 3

  1. 1.  DISTRIBUSI FREKUENSI DAN GRAFIK
  1. Distribusi frekuensi adalah penyajian data dalam bentuk tabel berdasarkan penyebaran frekuensinya.
  2. Tabel distribusi frekuensi terdiri atas Baris (horizontal), Kolom (vertikal) , dan sel (isi antara pertemuan baris dan kolom). Jumlah baris, kolom, dan sel dibuat sesuai dengan keperluan.
  3. Judul Tabel biasanya dibuat dibagian atas Tabel.
  Tabel 1. Penyebaran  Siswa di Kota A Berdasarkan Jenis Sekolah  dan Jenis Kelamin  
    Jenis Sekolah Banyak Siswa Jumlah   Judul Kolom
    Laki-laki Perempuan  
  Baris SD 875 687 1562   Badan Daftar/Tabel
  Baris SMP 512 507 1019
  Baris SMA 347 600 947
  Baris SMK 476 200 676
  Baris Total 4204
  Baris Judul Baris Sel Sel Sel

 

  1. Menyusun dan menyajikan data dalam distribusi frekuensi tunggal (untuk macam dan jumlah data yang sedikit)

Contoh data: Nilai ujian 16 orang siswa

69, 45, 69, 56, 45, 69, 80, 70, 56, 69, 70, 56, 69, 56, 70, 69

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Ujian Siswa (X)

X Tally/Tabulasi fa fr (%)
45 || 2 12,50
56 |||| 4 25,00
69 |||| | 6 37,50
70 ||| 3 18,75
80 | 1 6,25
Jumlah 16 100,00

 

  1. Menyusun dan menyajikan data dalam distribusi frekuensi bergolong (untuk macam dan jumlah data yang banyak).

Contoh data: Nilai ujian 80 orang Mahasiswa

79 49 48 74 81 98 87 80
80 84 90 70 91 93 82 78
70 71 92 38 56 81 74 73
68 72 85 51 65 93 83 86
90 31 83 73 74 43 86 88
92 93 76 71 90 72 67 75
80 91 61 72 97 91 88 81
70 74 99 95 80 59 71 77
63 60 83 82 60 67 89 63
76 63 88 70 66 88 79 75

 

Langkah-langkah penyusunan data dalam distribusi frekuensi bergolong.

►   Siapkan Tabel untuk distribusi frekuensi yang terdiri dari kolom, baris, dan sel sesuai dengan keperluan

►   Tentukan Rentang, yaitu skor tertinggi dikurangi skor terendah. 99 – 31 = 68

►   Tentukan banyak kelas interval dengan rumus berdasarkan aturan Sturgess, yaitu:

1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 (log 80) = 1 + 3,3 (1,9031)

= 7,2802, dibulatkan menjadi 7 kelas

►   Tentukan panjang kelas, yaitu rentang dibagi banyak kelas, yaitu 68/7 = 9,71, dibulatkan menjadi 10

►   Pilih ujung kelas interval pertama, bisa dimulai dari data yang terendah (31), atau lebih kecil dari data terendah dengan selisih tidak boleh lebih besar dari panjang kelas.

 

 

 

 

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Nilai 80 orang Mahasiswa

Nilai Ujian Tabulasi fa fr
31 – 40 || 2 2,50
41 – 50 ||| 3 3,75
51 – 60 |||| 5 6,25
61 – 70 |||| ||| 13 16,25
71 – 80 |||| |||| |||| |||| |||| 24 30,00
81 – 90 |||| |||| |||| |||| | 21 26,25
91 – 100 |||| |||| || 12 15,00
Jumlah 80 100,00

 

  1. Jenis Grafik/diagram
  1. a.      Histogram (diagram batang)

 

 

Gambar 1. Grafik Histogram Nilai Ujian Mahasiswa

 

 

 

  1. b.      Poligon (grafik garis)

 

 

 

  1. c.       Pie Diagram (diagram lingkaran)

 

 

  1. 2.       KEDUDUKAN DATA DAN TENDENSI SENTRAL

Uraian Materi  :

  1. Kuartil adalah bilangan pembagi, pada sekumpulan data yang dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya.Terdapat 3 buah Kuartil, yaitu K1, K2, dan K3.
  2. Desil adalah bilangan pembagi, pada sekumpulan data yang dibagi menjadi sepuluh  bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Terdapat 9 buah Desil, yaitu: D1, D2, ……….. D9.
  3. Persentil adalah bilangan pembagi, pada sekumpulan data yang dibagi menjadi seratus bagian yang sama banyak, sesudah disusun menurut urutan nilainya. Terdapat 99 buah Persentil, yaitu: P1, P2, ……….. P99.
  4. Menentukan Letak dan Nilai Kuartil untuk data tunggal
    1. Susun data menurut urutan nilainya
    2. Tentukan letak kuartil
    3. Tentukan nilai kuartil

Sampel dengan data

75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70

Disusun urutan nilainya dari kecil ke besar

52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94

Letak Ki = data ke  i (n+1)

                                                            4

dengan i = 1, 2, 3

►   Letak K1 = data ke  1 (12+1)    =  13  = data ke 3 ¼

4               4

Yaitu data ke 3 + ¼ jauh dari data ke 3 ke arah data ke 4.

►   Nilai K1 = data ke 3 + ¼ (data ke 4 – data ke 3)

= 57 + ¼ (60 – 57)

= 57 + ¼ (3)            = 57 ¾

 

►   Letak K2 = data ke  2 (12+1)    =  26 = data ke 6 ½

4               4

Yaitu data ke 6 + ½ jauh dari data ke 6 ke arah data ke 7.

 

►   Nilai K2 = data ke 6 + ½ (data ke 7 – data ke 6)

= 66 + ½ (70 – 66)

= 66 + ½ (4)

= 68

  1. 5.      Menentukan Letak dan Nilai Desil untuk data tunggal
    1. Susun data menurut urutan nilainya
    2. Tentukan letak Desil
    3. Tentukan nilai Desil

Sampel dengan data

75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70

Disusun urutan nilainya dari kecil ke besar

52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94

Letak Di = data ke  i (n+1)

                                                                  10

dengan i = 1, 2, …………., 9

Letak D1 = data ke  1 (12+1)    =  13  = data ke 1,3

10                  10

 

Yaitu data ke 1 + 0,3 jauh dari data ke 1 ke arah data ke 2.

Nilai D1 = data ke 1 + 0,3 (data ke 2 – data ke 1)

= 52 + 0,3 (56 – 52)

= 52 + 0,3 (4)                       = 53,2

Letak D5 = data ke  5 (12+1)    =  65 = data ke 6,5

10               10

 

Yaitu data ke 6 + 0,5 jauh dari data ke 6 ke arah data ke 7 .

Nilai D5    = data ke 6 + 0,5 (data ke 7 – data ke 6)

= 66 + ½ (70 – 66)

= 66 + ½ (4)

= 68

  1. 6.      Menentukan Letak dan Nilai Persentil untuk data tunggal
    1. Susun data menurut urutan nilainya
    2. Tentukan letak Persentil
    3. Tentukan nilai Persentil

Sampel dengan data

75, 82, 66, 57, 64, 56, 92, 94, 86, 52, 60, 70

Disusun urutan nilainya dari kecil ke besar

52, 56, 57, 60, 64, 66, 70, 75, 82, 86, 92, 94

                  Letak Pi = data ke  i (n+1)

                                                        100

dengan i = 1, 2, …………., 99

 

Letak P25 = data ke  25 (12+1)    =  325  = data ke 3,25

100              100

 

Yaitu data ke 3 + 0,25 jauh dari data ke 3 ke arah data ke 4.

Nilai P25 = data ke 3 + 0,25 (data ke 4 – data ke 3)

= 57 + 0,25 (60 – 57)

= 57 + 0,25 (3)

= 57,75

Letak P50 = data ke  50 (12+1)    =  650 = data ke 6,5

100                100

 

Yaitu data ke 6 + 0,5 jauh dari data ke 6 ke arah data ke 7 .

Nilai P50   = data ke 6 + 0,5 (data ke 7 – data ke 6)

= 66 + ½ (70 – 66)

= 66 + ½ (4)

= 68

  1. 7.      Menentukan Letak dan Nilai Kuartil untuk data bergolong
Nilai Ujian f fk  

Ki = b + p (in/4 – fd)

                                     f

dengan i = 1, 2, 3

 

b= batas bawah kelas Ki, ialah kelas

interval di mana Ki akan terletak

p = panjang kelas interval Ki

fd = frekuensi kumulatif dengan

tanda kelas lebih kecil dari

tanda kelas Ki

f = frekuensi kelas interval Ki

fk = frekuensi kumulatif

31 – 40 1 1
41 – 50 2 3
51 – 60 5 8
61 – 70 15 23
71 – 80 25 48
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Jumlah 80  

 

  • Ki = b + p (in/4 – fd)

                                          f

 

 

 

Untuk menentukan kuartil ketiga K3, kita perlu ¾ x jumlah data/frekuensi, yaitu ¾ x 80 = 60

►   K3 akan terletak di frekuensi ke 60, yaitu pada kelas  interval ke 6.

►    Batas bawah kelas interval K3 (b) adalah nilai ujung kiri kelas interval ke 6 – 0,5 = 80,5

►    panjang kelas interval K3 (p) = 10

►    Frekuensi kelas interval K3 (f) = 20

►    F = 1 + 2 + 5 + 15 + 25 = 48

K3 = 80,5 + 10 (3×80/4 – fd )
f

►   K3 = 80,5 + 10 (60 – 48 )
20

►   K3 = 80,5 + 10 (12 )
20

►   K3 = 80,5 + 10 (0,6 )

 

►   K3 = 86,5

 

  1. 8.      Menentukan Letak dan Nilai Desil untuk data bergolong
Nilai Ujian f fk  

  • Di = b + p (in/10 – fd)

                                          f

dengan i = 1, 2, ……. 9

 

b= batas bawah kelas Di, ialah kelas

interval dimana Di akan terletak

p = panjang kelas interval Di

fd = frekuensi kumulatif dengan tanda kelas lebih   kecil dari tanda kelas Di

f = frekuensi kelas interval Di

fk = frekuensi kumulatif

31 – 40 1 1
41 – 50 2 3
51 – 60 5 8
61 – 70 15 23
71 – 80 25 48
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Jumlah 80  

 

 

 

  1. 9.      Menentukan Letak dan Nilai Persentil untuk data bergolong
Nilai Ujian f fk  

  • Pi = b + p (in/100 – fd)

                                          f

dengan i = 1, 2, 3 ………99

 

b= batas bawah kelas Pi, ialah kelas

interval di mana Pi akan terletak

p = panjang kelas interval Pi

fd = frekuensi kumulatif dengan

tanda kelas lebih kecil dari tanda kelas Pi

f = frekuensi kelas interval Pi

fk = frekuensi kumulatif

31 – 40 1 1
41 – 50 2 3
51 – 60 5 8
61 – 70 15 23
71 – 80 25 48
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Jumlah 80 —–

 

  1. 10.  Mean atau rata-rata hitung adalah jumlah semua skor dalam suatu sebaran dibagi dengan jumlah kasus (n).
Rumus Mean = rata-rata hitung (       )
 

Data tunggal

 

= X1 + X2 + ……Xi

N

 

=  ΣXi

n

 

Data bergolong

 

 

= ΣfiXi

n

 
 

Data bergolong cara sandi/symbol

 

= x0 + p   Σfi ci

Σfi

 
Data tunggal rata-rata gabungan dari beberapa sub sampel  

= Σni Xi

Σni

 

 

Menghitung Mean data tunggal

►   70, 69, 45, 80, 56

►       = X1 + X2 + X3 + X4 + X5 = 320 = 64

n                            5

= SXi = 320 = 64

n        5

 

Xi fi fiXi
45 2 90
56 4 224
69 6 414
70 3 210
80 1 80
Jumlah 16 1018

 

Menghitung Mean data tunggal yang disusun dalam distribusi frekuensi tunggal (Rumus 2)

= ΣfiXi         atau           = ΣfiXi

Σfi                               n

= 1018 = 63,625

16

 

Menghitung Mean data Bergolong (Rumus 2)

Tinggi (cm) Fi Xi fiXi
140 – 144 7 142 994
145 – 149 10 147 1470
150 – 154 16 152 2432
155 – 159 23 157 3611
160 – 164 21 162 3402
165 – 169 17 167 2839
170 – 174 6 172 1032
  100   15780

= ΣfiXi          = ΣfiXi    = 15780 = 157,8

Σfi                n              100

 

 

Menghitung Mean data Bergolong cara sandi/simbol (Rumus 3)

  • Ambil salah satu kelas interval, namakan  Xo
  • Untuk harga Xo diberi nilai sandi = 0
  • Tanda kelas yang lebih kecil dari Xo berturut-turut diberi nilai-nilai sandi   C = -1, C = -2, C = -3 dan seterusnya
  • Tanda kelas yang lebih besar dari Xo berturut-turut diberi nilai-nilai sandi  C = 1, C = 2, C = 3 dan seterusnya.

 

Tinggi (cm) Fi Xi Ci fiCi
140 – 144 7 142 -3 -21
145 – 149 10 147 -2 -20
150 – 154 16 152 -1 -16
155 – 159 23 157 0 0
160 – 164 21 162 1 21
165 – 169 17 167 2 34
170 – 174 6 172 3 18
  100     16

 

= x0 + p   Σfi ci    = 157 + 5       16         = 157 + 5    0,16      = 157,8

Σfi                             100

Menghitung rata-rata gabungan (data tunggal) dari beberapa sub sampel

Sub sampel 1:    n1 =  10            = 145

Sub sampel 2:    n2 =    6            = 118

Sub sampel 3:    n3 =    8            = 162

 

=  Σni     i

Σni

 

=   (10)(145) + (6)(118) + (8)(162)   = 143,9

10 + 6 + 8

 

  1. 11.  Median adalah nilai tengah dalam suatu sebaran data

Median Data tunggal

4, 12, 5, 7, 8, 10, 10

ü  Susun data terlebih dulu dari kecil ke besar

4, 5, 7, 8, 10, 10, 12 (jumlah data ganjil)

ü  Jika jumlah data ganjil, maka median (Me) adalah data paling tengah dari sebaran data yang telah disusun (8).

4, 5, 7, 8, 10, 10, 12, 16 (jumlah data genap)

ü  Jika jumlah data genap, maka median (Me) adalah jumlah dua data paling tengah dibagi 2, yaitu  (8+10) = 9

2

Median Data Bergolong

Nilai Ujian Fi fk  

  • Me = b + p (½n – fd)

                                          f

 

b= batas bawah kelas median, ialah kelas

interval dimana median akan terletak

p = panjang kelas interval median

n = jumlah sampel

fd = frekuensi kumulatif dengan tanda

kelas lebih kecil dari tanda kelas  median

f = frekuensi kelas median

fk = frekuensi kumulatif

 

31 – 40 1 1
41 – 50 2 3
51 – 60 5 8
61 – 70 15 23
71 – 80 25 48
81 – 90 20 68
91 – 100 12 80
Jumlah 80 __

 

Tentukan letak Median. Setengah dari seluruh data adalah 40 buah. Jadi median akan terletak di kelas interval kelima, karena sampai dengan ini jumlah frekuensi sudah termasuk pada frekuensi ke  40.

Dari kelas median ini diperoleh b = 70,5;  p = 10;  dan f  =  25.

Adapun F = 1 + 2 + 5 + 15 = 23

Jadi Median =

  • Me = b + p (½n – fd)

                                             f

  • Me = 70,5  + 10 (40 – 23) = 77,3

                                                    25

 

  1. Modus adalah skor/data yang paling banyak/sering muncul dalam suatu sebaran data.

Modus Data Tunggal

12, 34, 14, 28, 34, 34, 28, 14

Modus (Mo) pada data di atas adalah 34, karena skor 34 yang paling banyak muncul (3 buah) dalam sebaran data tersebut.

 

Modus Data Bergolong

Nilai Ujian f  

  • Mo = b + p   __b1__              

                                            b1 + b2

 

b   = batas bawah kelas modus, ialah kelas

interval dengan frekuensi terbanyak

p   = panjang kelas modus

b1 = frekuensi kelas modus dikurangi

frekuensi kelas interval  dengan tanda

kelas lebih kecil sebelum tanda kelas

modus

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi

frekuensi kelas interval  dengan tanda

kelas lebih besar sesudah tanda kelas

modus

 

31 – 40 1
41 – 50 2
51 – 60 5
61 – 70 15
71 – 80 25
81 – 90 20
91 – 100 12
Jumlah 80

 

Tentukan letak Modus, yaitu di kelas interval kelima, karena disana terdapat frekuensi terbanyak

b = 70,5

b1 = 25 – 15 = 10

b2 = 25 – 20 = 5

p = 10

  • Mo = b + p   __b1__              

                                          b1 + b2

 

  • Mo = 70,5  + 10        10           = 77,17        

    10+5

 

3.STANDAR DEVIASI DAN SKOR BAKU

  1. A.      Uraian Materi 
    1. Standar deviasi adalah satuan ukuran penyebaran frekuensi dari tendensi sentralnya.
    2. Varians adalah satuan ukuran penyebaran variabel kontinyu yang menunjukkan kuadrat dari standar deviasi

 

Rumus Standar deviasi (s) Varians (s2)
Data tunggal berdasarkan deviasi  

s =         Σ (Xi –     )2

n – 1

 

 

s2 =   Σ (Xi –      )2

n – 1

 

Data tunggal berdasarkan angka mentah

 

s =          n ΣXi2 – (ΣXi)2

n(n – 1)

 

 

s2 =    n ΣXi2 – (ΣXi)2

n(n – 1)

 

 

Data bergolong berdasarkan deviasi

 

 

s =          Σfi (Xi –     )2

n – 1

 

 

s2 =   Σfi (Xi –    )2

n – 1

 

Data bergolong berdasarkan angka mentah

 

 

s =           n ΣfiXi2 – (ΣfiXi)2

n(n – 1)

 

 

s2 =   n ΣfiXi2 – (ΣfiXi)2

n(n – 1)

 

 

Data bergolong cara sandi/simbol

 

 

s =         p2   nΣfi ci2 – (Σfici)2

n(n – 1)

 

s2 =  p2  nΣfici2 – (Σfici)2

n(n – 1)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Aplikasi rumus menghitung standar deviasi data tunggal berdasarkan Deviasi

 

N  
1 45 -19 361
2 56 -8 64
3 69 5 25
4 70 6 36
5 80 16 256
320  0 742

 

 

Rumus Standar deviasi (s) Varians (s2)
Data tunggal berdasarkan deviasi  

 

 

 

Aplikasi rumus menghitung standar deviasi data tunggal berdasarkan angka mentah

No. Xi Xi2
1 45 2025
2 56 3136
3 69 4761
4 70 4900
5 80 6400
320 21222
Data tunggal berdasarkan angka mentah  

 

 

 

 

 

Aplikasi rumus menghitung standar deviasi data bergolong berdasarkan deviasi

 

Tinggi (cm) fi Xi fiXi Xi – (Xi – )2 fi(Xi – )2
140 – 144 7 142 994 – 15.8 249.64 1747.48
145 – 149 10 147 1470 – 10.8 116.64 1166.4
150 – 154 16 152 2432 –  5.8 33.64 538.24
155 – 159 23 157 3611 –  0.8 0.64 14.72
160 – 164 21 162 3402 4.2 17.64 370.44
165 – 169 17 167 2839 9.2 84.64 1438.88
170 – 174 6 172 1032 14.2 201.64 1209.84
Jumlah  100   15780   6486

 

 

 

Data bergolong berdasarkan deviasi

 

 

s =          Σfi (Xi –     )2

n – 1

 

 

s2 =   Σfi (Xi –    )2

n – 1

 

 

 

Data bergolong berdasarkan deviasi

 

 

s =          6486 = 8,09

100 – 1

 

 

s2 =   Σfi (Xi –    )=65.5152

n – 1

 

 

 

 

 

 

 

 

Aplikasi rumus menghitung standar deviasi data bergolong berdasarkan cara sandi/simbol

Tinggi (cm) fi Xi Ci ci2 fiCi fiCi2
140 – 144 7 142 -3 9 -21 63
145 – 149 10 147 -2 4 -20 40
150 – 154 16 152 -1 1 -16 16
155 – 159 23 157 0 0 0 0
160 – 164 21 162 1 1 21 21
165 – 169 17 167 2 4 34 68
170 – 174 6 172 3 9 18 54
  100       16 262

 

 

 

Data bergolong cara sandi/simbol

 

 

s =         p2   nΣfi ci2 – (Σfici)2

n(n – 1)

 

s2 =  p2  nΣfici2 – (Σfici)2

n(n – 1)

 

 

s =         52   100×262– (16)2

100(100 – 1)

 

 

S2 =        52   100×262– (16)2

100(100 – 1)

 

 

Model-Model Sistem Pembelajaran

a.       Pengertian

Model adalah seperangkat prosedur yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses, seperti penilaian kebutuhan, pemilihan media dan evaluasi. Sedangkan model pembelajaran adalah suatu disain yang menggambarkan proses rincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan siswa berinteraksi sehingga terjadi perubahan atau perkembangan pada diri siswa (Didang : 2005).

Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi produk, model prosedural dan model melingkar.

Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck.

Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah model Dick and Carrey, sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada, ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk dicobakan dan diperbaiki.

b. Model-model Sistem Pembelajaran
1.       Model Mikro

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih.

  • Model PAIKEM

Menyiapkan pembelajaran yang menyenangkan dan menantang (Pembelajaran Parsipatif, aktif, interaktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Pembelajaran Partisipatif, yaitu pelibatan siswa secara optimal. Pembelajaran Aktif, yaitu melibatkan aktifitas siswa (self discovery learning). Pembelajaran Kreatif, yaitu memotivasi dan memunculkan kreatifitas siswa. Pembelajaran Efektif, yaitu memberi pengalaman baru agar siswa dapat mencapai tujuan. Pembelajaran Menyenangkan, yaitu siswa belajar tanpa perasaan tertekan (joyfull learning).

 

  • Model ASSURE

Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich, dan Michael Molenda (2005) mengemukakan sebuah model desain sistem pembelajaran yang diberi nama ASSURE. Model ini dikembangkan untuk menciptakan aktivitas pembelajaran yang efektif dan efisien, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang menggunakan media dan teknologi. Model ASSURE lebih difokuskan pada perencanana pembelajaran untuk digunakan dalam situasi pembelajaran di dalam kelas secara aktual. Model desain sistem pembelajaran ini terlihat lebih sederhana jika dibandingkan dengan model desain pembelajaran yang lain.

Dalam mengembangkan model desian sistem pembelajaran ASSURE, penulis Smaldino, Russel, Heinich, dan Molenda mendasari pemikirannya pada pandangan-pandangan Robert M. Gagne (1985) tentang peristwa pembelajaran atau ”Event of Instruction”. Menurut Gagne, desain pembelajaran yang efektif harus dimulai dari upaya yang dapat memicu atau memotivasi seseorang untuk belajar. Langkah ini perlu diikuti dengan proses pembelajaran yang sistematik, penilaian hasil belajar, dan pemberian umpan balik tentang pencapaian hasil belajar secara kontinyu. Penilaian hasil belajar perlu didesain agar dapat mengukur pemahaman siswa terhadap pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang telah dipelajari. Setelah menempuh proses penilaian hasil belajar, siswa perlu memperoleh umpan balik atau feedback. Umpan balik, berupa pengetahuan tentang hasil belajar akan memotivasi siswa untuk melakukan proses belajar secara lebih efektif dan efisien.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam mendesain sistem pembelajaran dengan model ASSURE dapat digambarkan dalam diagram sebagai berikut.

 

A

S

S

U

R

E

=

=

=

=

=

=

Analisis karakteristik siswa

Menetapkan tujuan pembelajaran

Seleksi media, metode dan bahan

Memanfaatkan bahan ajar

Melibatkan siswa dalam kegiatan belajar

Evaluasi dan revisi

 

Menurut Heinich at.al. (2005) model ini terdiri atas enam langkah kegiatan yaitu:

  1. Analyze Learners (analisis peserta didik)

Menurut Heinich et al (2005) jika sebuah media pembelajaran akan digunakan secara baik dan disesuaikan dengan cirri-ciri oelajar, isi dari pelajaran yang akan dibuatkan medianya, media dan bahan pelajaran itu sendiri. Lebih lanjut Heinich, 2005 menyatakan sukar untuk menganalisis semua cirri pelajar yang ada, namun ada tiga hal penting dapat dilakuan untuk mengenal pelajar sesuai. Berdasarkan cirri-ciri umum, keterampilan awal khusus dan gaya belajar.

  1. States Objectives (menyatakan tujuan), difokuskan pada tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Menyatakan tujuan adalah tahapan ketika menentukan tujuan pembeljaran baik berdasarkan buku atau kurikulum. Tujuan pembelajaran akan menginformasikan apakah yang sudah dipelajari anak dari pengajaran yang dijalankan. Menyatakan tujuan harus difokuskan kepada pengetahuan, kemahiran, dan sikap yang baru untuk dipelajari.

  1. Select Methods, Media, and Material (memilih metode, media, dan materi), pemilihan metode yang tepat dengan tugas pembelajaran, memilih media yang tepat dengan materi yang disampaikan .
  2. Utilize Media and materials (penggunaan media dan bahan), menggunakan dan mendesaian media sebagus mungkin agar pembelajaran lebih menarik dan menantang.
  3. Require Learner Participation (partisipasi peserta didik di kelas), partisipasi aktif peserta didik dalam kelas akan berpengaruh pada pengalaman belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran.
  4. Evaluate and Revise (penilaian dan revisi), melihat  seberapa efektif dan efisiennya metode dan media pembelajaran yang dipakai dalam mencapai tujuan pembelajaran.
  • Ø  Model Hannafin and Peck

Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu produk biasanya media pembelajaran misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran atau modul.

Model Hannafin dan Peck ialah model desain pengajaran yang terdiri daripada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, dan fase pengembangan dan implementasi (Hannafin & Peck 1988). Dalam model ini, penilaian dan pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini adalah model desain pembelajaran berorientasi produk. Gambar di bawah ini menunjukkan tiga fase utama dalam model Hannafin dan Peck (1988).

 

Tahap-tahap model Hannafin and Peck

  1. Tahap analisa kebutuhan: mengidentifikasi kebutuhan yang meliputi kebutuhan dalam mengembangkan suatu media pembelajaran; (a) tujuan dan objek media pembelajaran yang dibuat, (b) pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan oleh kelompok sasaran, (c)peralatan dan keperluan media pembelajaran.
  2. Setelah semua keperluan diidentifikasi, Hannafin dan Peck menekankan untuk menjalankan penilaian terhadap hasil itu sebelum melanjutkan ke tahap desain.
  3. Tahap desain; bertujuan untuk mengidentifikasikan dan mendokumenkan kaedah yang paling baik untuk mencapai tujuan pembuatan media tersebut (informasi dari tahap analisa kebutuhan). Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam fase ini ialah dokumen story board yang mencakup urutan aktivitas pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objek media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam tahap analisis keperluan. Penilaian perlu dijalankan dalam tahap ini sebelum dilanjutkan ke tahap pengembangan dan implementasi.
  4. Tahap pengembangan dan implementasi; penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif (dilakukan sepanjang proses pengembangan media) dan penilaian sumatif (dilakukan setelah media selesai dikembangkan). Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi pembuatan diagram alur  yang dapat membantu proses pembuatan media pembelajaran, serta untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti kesinambungan link,penilaian dan pengujian. Hasil dari proses penilaian dan pengujian ini akan digunakan dalam proses penyesuaian untuk mencapai kualitas media yang dikehendaki.

Model ini sangat menekankan proses penilaian dan evaluasi yang mengikutsertakan proses meliputi: proses pengujian dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara berkesinambungan.

 

  • Model Bella H. Bannaty

Bella H. Bannaty, yang berorientasi pada tujuan pembelajaran. Komponen-komponen model Bella H. Bannaty menjadi acuan dalam menetapkan langkah-langkah pengembangan, sebagai berikut :

  • Merumuskan tujuan (formulate objectives).
  • Mengembangkan tes (develop test).
  • Menganalisis tugas belajar (analyzing learning task).
  • Mendesain system pembelajaran (design system).
  • Melaksanakan kegiatan dan mengetes hasil (implement and test output).
  • Melakukan perubahan untuk perbaikan (change to improve).

 

 

 

 

  1. 1.       Model Makro

Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah.

  • Model ADDIE

Model beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah,contohnya adalah model ADDIE. Sistem pembelajaran: input-proses-output.

  1. Analisis

Langkah analisis terdiri atas dua tahap, yaitu analisis kinerja atau performance analysis dan analisis kebutuhan atau need analysis. Tahap pertama, yaitu analisis kinerja dilakukan untuk mengetahui dan mengklarifikasi apakah masalah kinerja yang dihadapi memerlukan solusi berupa penyelenggaraan program pembelajaran atau perbaikan manajemen. Tahap kedua, yaitu analisis kebutuhan merupakan langkah yang diperlukan untuk menentukan kemampuan-kemampuan atau kompetensi yang perlu dipelajari oleh siswa untuk meningkatkan kinerja atas prestasi belajar. Hal ini dapat dilakukan apabila program pembelajaran dianggap sebagai solusi dari masalah pembelajaran yang sedang dihadapi.

  1. Desain

Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran ADDIE. Pada langkah ini diperlukan adanya klarifikasi program pembelajaran yang didesain sehingga program tersebut dapat mencapai tujuan pembelajaran seperti yang diharapkan. Pada langkah desain, pusat perhatian perlu difokuskan pada upaya untuk menyelidiki masalah pembelajaran yang sedang dihadapi. Hal ini merupakan inti dari langkah analisis, yaitu mempelajari masalah dan menemukan alternatif solusi yang akan ditempuh untuk dapat mengatasi masalah pembelajaran yang berhasil diidentifikasi melalui langkah analisis kebutuhan. Langkah penting yang perlu dilakukan dalam desain adalah menentukan pengalaman belajar atau learning experience yang perlu dimiliki oleh siswa selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Langkah desain harus mampu menjawab pertanyaan apakah program pembelajaran yang didesain dapat digunakan untuk mengatasi masalah kesenjangan performa (performanc gap) yang terjadi pada diri siswa.

  1. Pengembangan

Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi kegiatan membuat, memberli dan memodifikasi bahan ajar atau learning materials untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.

Pengadaan bahan ajar perlu disesuaikan dengan tujuan pembelajaran spesifik atau learning outcomes yang telah dirumuskan oleh desainer atau perancang program pembelajaran dalam langkah desain. Langkah pengembangan, dengan kata lain, mencakup kegiatan memilih dan menentukan metode, media, serta strategi pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau substansi program pembelajaran.

 

  1. Implementasi

Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran merupakan langkah keempat dari model desian sistem pembelajaran ADDIE. Langkah implementasi sering diasosiasikan dengan penyelenggaraan program pembelajaran itu sendiri. Langkah ini memang mempunyai makna adanya penyampaian materi pembelajaran dari guru atau instruktur kepada siswa.

  1. Evaluasi

Langkah terakhir atau kelima dari model desain sistem pembelajaran ADDIE adalah evaluasi. Evaluasi dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang dilakukan untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Pada dasarnya, evaluasi dapat dilakukan sepanjang pelaksanaan kelima langkah dalam model ADDIE. Pada langkah analisis misalnya, proses evaluasi dilaksanakan dengan cara melakukan klarifikasi terhadap kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa setelah mengikuti program pembelajaran. Evaluasi seperti ini dikenal dengan istilah evaluasi formatif. Di samping itu, evaluasi juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil pembelajaran yang telah dicapai oleh siswa dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Model Gagne, Briggs, & Wager

Berikut ini disajikan gambaran model pembelajaran Gagne, Briggs dan Wager

 

 

 

  • Model Dick & Cerey

Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick & Cerey, yang dikembangkan oleh Walter Dick & Lou Carey (dalam, Trianto, 2007: 61). Model pengembangan ini ada kemiripan dengan model yang dikembangkan Kemp, tetapi ditambah dengan komponen melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat beberapa komponen yang akan dilewati di dalam proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Urutan perencanaan dan pengembangan ditunjukkan pada gambar berikut:

 

Dari model di atas dapat digambarkan sebagai berikut:

Identifikasi Tujuan (Identity Instruyctional Goals). Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar siswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program pengajaran. Definisi tujuan pengajaran mungkin mengacu pada kurikulum tertentu atau mungkin juga berasal dari daftar tujuan sebagai hasil need assesment., atau dari pengalaman praktek dengan kesulitan belajar siswa di dalam kelas.

Melakukan Analisis Instruksional (Conducting a goal Analysis). Setelah mengidentifikasi tujuan pembelajaran, maka akan ditentukan apa tipe belajar yang dibutuhkan siswa. Tujuan yang dianalisis untuk mengidentifikasi keterampilan yang lebih khusus lagi yang harus dipelajari. Analisis ini akan menghasilkan carta atau diagram tentang keterampilan-keterampilan/ konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep tersebut.

Mengidentifikasi Tingkah Laku Awal/ Karakteristik Siswa (Identity Entry Behaviours, Characteristic) Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran.

Merumuskan Tujuan Kinerja (Write Performance Objectives) Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku awal siswa, selanjutnya akan dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus dilakukan siswa setelah menyelesaikan pembelajaran.

Pengembangan Tes Acuan Patokan (developing criterian-referenced test items). Pengembangan Tes Acuan Patokan didasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan, pengebangan butir assesmen untuk mengukur kemampuan siswa seperti yang diperkirakan dalam tujuan.

Pengembangan strategi Pengajaran (develop instructional strategy). Informasi dari lima tahap sebelumnya, maka selanjutnya akan mengidentifikasi yang akan digunakan untuk mencapai tujuan akhir. Strategi akan meliputi aktivitas preinstruksional, penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat aktivitas.

Pengembangan atau Memilih Pengajaran (develop and select instructional materials). Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru.

Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Formatif (design and conduct formative evaluation). Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran.

Menulis Perangkat (design and conduct summative evaluation). Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di kelas/ diimplementasikan di kelas.

Revisi Pengajaran (instructional revitions). Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil implementasi dari pakar/validator.

 

  • Model Kemp

Menurut Kemp (dalam, Trianto, 2007: 53) Pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinue. Tiap-tiap langkah pengembangan berhubungan langsung dengan aktivitas revisi. Pengembangan perangkat ini dimulai dari titik manapun sesuai di dalam siklus tersebut.

Pengembangan perangkat model Kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Namun karena kurikulum yang berlaku secara nasional di Indonesia dan berorientasi pada tujuan, maka seyogyanya proses pengembangan itu dimulai dari tujuan.
Secara umum model pengembangan model Kemp ditunjukkan pada gambar berikut:

 

Model pengembangan sistem pembelajaran ini memuat pengembangan perangkat pembelajaran. Terdapat sepuluh unsur rencana perancangan pembelajaran. Kesepuluh unsur tersebut adalah:

Identifikasi masalah pembelajaran, tujuan dari tahapan ini adalah mengidentifikasi antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan fakta yang terjadi di lapangan baik yang menyangkut model, pendekatan, metode, teknik maupun strategi yang digunakan guru.

Analisis Siswa, analisis ini dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karateristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan dan pengalaan baik individu maupun kelompok.

Analisis Tugas, analisis ini adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman dan penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajaran yang dituangkan dalam bentuk Rencana Program Pembelajaran (RPP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).

Merumuskan Indikator, Analisis ini berfungsi sebagai (a) alat untuk mendesain kegiatan pembelajaran, (b) kerangka kerja dalam merencanakan mengevaluasi hasil belajar siswa, dan (c) panduan siswa dalam belajar.

Penyusunan Instrumen Evaluasi, Bertujuan untuk menilai hasil belajar, kriteria penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan patokan, hal ini dimaksudkan untuk mengukur ketuntasan pencapaian kompetensi dasar yang telah dirumuskan.

Strategi Pembelajaran, Pada tahap ini pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi: pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pemilihan media atau sumber belajar, Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada penggunaan sumber pembelajaran atau media yang dipilih, jika sumber-sumber pembelajaran dipilih dan disiapkan dengan hati-hati, maka dapat memenuhi tujuan pembelajaran.

Merinci pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan melaksanakan dan melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan.

Menyiapkan evaluasi hasil belajar dan hasil program.

Melakukan kegiatan revisi perangkat pembelajaran, setiap langkah rancangan pembelajaran selalu dihubungkan dengan revisi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan memperbaiki rancangan yang dibuat.

 

  • Model DSI-PK (Desain Sistem Instruksional Berorientasi Pencapaian Kompetensi)

yaitu gambaran proses rancangan sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian kompetensi. Karakter utama desain berorientasi pencapaian tujuan adalah :

a)      Memuat sejumlah kompetensi yang harus dikuasai siswa.

b)      Menekankan proses pengalaman dengan memperhatikan keragaman tiap individu.

c)       Evaluasi hasil dan proses belajar.

Prosedur pengembangan DSI-PK terdiri dri tiga bagian penting. Pertama analisis kebutuhan, yakni proses penjaringan informasi tentang kompetensi yang dibutuhkan anak didik sesuai dengan jenjang pendidikan. Kedua, pengembangan, yakni proses mengorganisasikan materi pelajaran dan pengembangan proses pebelajaran. Ketiga, pengembangan alat evaluasi, yang memiliki dua fungsi utama yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.

 

  • Model IDI (INTRUKSIONAL DEVELOPMENT INSTITUTE)

IDI secara umum memiliki langkah sebagai berikut:

a)      Pembatasan, ada 3 hal yang perlu dipertimbangkan :

Karakteristik Siswa, Kondisi, Sumber-sumber yang relevan.

b)      Pengembangan, tujuan yang hendak dicapai.

c)       Penilaian.

Daftar Pustaka

 

http://www.simpelpas.ltim.in/2012/02/29/model-desain-sistem-pembelajaran/

http://usepsaepudin66.wordpress.com/2012/01/18/moden-dan-desain-sistem-pembelajaran/

http://usepsaepudin66.wordpress.com/2012/01/18/moden-dan-desain-sistem-pembelajaran/

http://yayatnurhayatiiaincrb.blogspot.com/2011/11/model-model-desain-sistem-pembelajaran.html

http://tepenr06.wordpress.com/2011/09/07/model-model-sistem-pembelajaran/

 

Resume Pengantar Jaringan Komputer “Media Transmisi Wire (Guide)”

Guided transmission media atau media transmisi terpandu merupakan jaringan yang menggunakan sistem kabel.
Guided media menyediakan jalur transmisi sinyal yang terbatas secara fisik, meliputi twisted-pair cable, coaxial cable (kabel koaksial) dan fiber-optic cable (kabel serat optik). Sinyal yang melewati media-media tersebut diarahkan dan dibatasi oleh batas fisik media. Twisted-pair dan coaxial cable menggunakan konduktor logam yang menerima dan mentransmisikan sinyal dalam bentuk aliran listrik. Optical fiber/serat optik menerima dan mentransmisikan sinyal data dalam bentuk cahaya.

Twisted Pair Cable
Twisted pair cable atau kabel pasangan berpilin terdiri dari dua buah konduktor yang digabungkan dengan tujuan untuk mengurangi atau meniadakan interferensi elektromagnetik dari luar seperti radiasi elektromagnetik dari kabel Unshielded twisted-pair (UTP), dan crosstalk yang terjadi di antara kabel yang berdekatan.
Ada dua macam Twisted Pair Cable, yaitu :

  • Kabel STP dan UTP. Kabel STP (Shielded Twisted Pair) merupakan salah satu jenis kabel yang digunakan dalam jaringan komputer. Kabel ini berisi dua pasang kabel (empat kabel) yang setiap pasang dipilin. Kabel STP lebih tahan terhadap gangguan yang disebebkan posisi kabel yang tertekuk. Pada kabel STP attenuasi akan meningkat pada frekuensi tinggi sehingga menimbulkan crosstalk dan sinyal noise.
  • Kabel UTP (Unshielded Twisted Pair) banyak digunakan dalam instalasi jaringan komputer. Kabel ini berisi empat pasang kabel yang tiap pasangnya dipilin (twisted). Kabel ini tidak dilengkapi dengan pelindung (unshilded). Kabel UTP mudah dipasang, ukurannya kecil, dan harganya lebih murah dibandingkan jenis media lainnya. Kabel UTP sangat rentan dengan efek interferensi elektris yang berasal dari media di sekelilingnya.

Coaxial Cable
Kabel koaksial adalah suatu jenis kabel yang menggunakan dua buah konduktor. Kabel ini banyak digunakan untuk mentransmisikan sinyal frekuensi tinggi mulai 300 kHz keatas. Karena kemampuannya dalam menyalurkan frekuensi tinggi tersebut, maka sistem transmisi dengan menggunakan kabel koaksial memiliki kapasitas kanal yang cukup besar. Ada beberapa jenis kabel koaksial, yaitu thick coaxial cab le (mempunyai diameter besar) dan thin coaxial cable (mempunyai diameter lebih kecil).
Keunggulan kabel koaksial adalah dapat digunakan untuk menyalurkan informasi sampai dengan 900 kanal telepon, dapat ditanam di dalam tanah sehingga biaya perawatan lebih rendah, karena menggunakan penutup isolasi maka kecil kemungkinan terjadi interferensi dengan sistem lain.
Kelemahan kabel koaksial adalah mempunyai redaman yang relatif besar sehingga untuk hubungan jarak jauh harus dipasang repeater-repeater, jika kabel dipasang diatas tanah, rawan terhadap gangguan-gangguan fisik yang dapat berakibat putusnya hubungan.

Fiber Optic
Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Berdasarkan mode transmisi yang digunakan serat optik terdiri atas Multimode Step Index, Multimode Graded Index, dan Singlemode Step Index.
Keuntungan serat optik adalah lebih murah, bentuknya lebih ramping, kapasitas transmisi yang lebih besar, sedikit sinyal yang hilang, data diubah menjadi sinyal cahaya sehingga lebih cepat, tenaga yang dibutuhkan sedikit, dan tidak mudah terbakar.
Kelemahan serat optik antara lain biaya yang mahal untuk peralatannya, memerlukan konversi data listrik ke cahaya dan sebaliknya yang rumit, memerlukan peralatan khusus dalam prosedur pemakaian dan pemasangannya, serta untuk perbaikan yang kompleks membutuhkan tenaga yang ahli di bidang ini.

 

 

Resume Pengantar Jaringan Komputer “Perangkat Jaringan (Network Device)”

Jaringan Komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya (printer, CPU), berkomunikasi dan dapat mengakses informasi. Jaringan komputer dibangun untuk mendukung komunikasi sebuah komunitas pada range atau jarak tertentu.

Jenis-jenis Jaringan Komputer

  • LAN (Local Area Network) adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang relatif kecil. Umumnya dibatasi oleh area lingkungan seperti perkantoran atau sebuah sekolah, dan biasanya tidak jauh dari sekitar 1 Km persegi.

 

  • MAN (Metropolitan Area Network) merupakan jaringan komputer yang saling terkoneksi adalam satu kawasan kota yang jaraknya bisa lebih dari 1 Km.

 

 

 

  • WAN (Wide Area Network) adalah jaringan komputer yang menghubungkan banyak LAN ke dalam suatu jaringan terpadu, antara suatu jaringan dengan jaringan yang lain dapat berjarak ribuan kilometer atau terpisah letak geografis dengan menggunakan metode komunikasi tertentu.

 

 

 

 

Perangkat Jaringan

  • Hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel network dan tiap-tiap workstation.  Hub berfungsi untuk memperkuat signal ddan tidak memiliki tingkat kecerdasan untuk menentukan tujuan akhir informasi yang dikirim.
  • Switch, bekerja pada lapisan datalink sehingga sering disebut switch lapisan ke dua. Switch mampu untuk mengenal alamt MAC.
  • Router adalah alat yang berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainya.
  • Bridge adalah sebuah perangkat yang membagi satu buah jaringan kedalam dua buah jaringan yang digunakan untuk mendapatkan jaringan yang efisien.

Resume Pertemuan 2 Pengantar Jaringan Komputer “Pengkodean, Sinyal ,dan Data Analog dan Digital

A. Pengkodean

Pengkodean adalah suatu teknik yang dilakukan untuk memberikan penegasan pada proses yang terlibat (data dan pensinyalan) transmisi data. Adapun tujuan pengkodean data yaitu :

  • tidak ada komponen dc
  • tidak ada urutan bit yang menyebabkan sinyal berada pada level 0 dalam waktu lama
  • tidak mengurangi laju data
  • kemampuan deteksi kesalahan

Pengkodean dibagi atas:

  • BCD (Binary Coded Decimal)
  • SBCDIC (Standard Binary Coded Decimal Intercharge Code)
  • EBCDIC (Extended Binary Code Decimal for Information Interchange)
  • ASCH (American Standard Code for Information Interchange)

Teknik Pengkodean :

  • Nonreturn to Zero-Level (NRZ-L)
  • Nonreturn to Zero Inverted (NRZI)
  • Bipolar -AMI
  • Pseudoternary
  • Manchester
  • Differential Manchester
  • B8ZS
  • HDB3

B. Sinyal

Sinyal adalah suatu hal gejala fisika dimana satu atau beberapa dari karakteristiknya melambangkan informasi. Sinyal dibagi ke dalam 2 tipe yaitu:

  1. Sinyal Analog (Data Analog) adalah sinyal data dalam bentuk gelombang kontiniu, yang membawa informasi dengan mengubah karakteristik gelombang. Dua parameter/karakteristik terpenting yang dimiliki oleh isyarat analog adalah amplitudo dan frekuensi. Isyarat analog biasanya dinyatakan dengan gelombang sinus, mengingat gelombang sinus merupakan dasar untuk semua bentuk isyarat analog. Hal ini didasarkan kenyataan bahwa berdasarkan analisis fourier, suatu sinyal analog dapat diperoleh dari perpaduan sejumlah gelombang sinus.
  2. Sinyal Digital (Data Digital) adalah sinyal data dalam bentuk pulsa yang dapat mengalami perubahan yang tiba-tiba dan mempunyai besaran 0 dan 1. Sinyal digital hanya memiliki dua keadaan, yaitu 0 dan 1, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh derau, tetapi transmisi dengan sinyal digital hanya mencapai jarak jangkau pengiriman data yang relatif dekat. Biasanya sinyal ini juga dikenal dengan sinyal diskret. Sinyal yang mempunyai dua keadaan ini biasa disebut dengan bit. Bit merupakan istilah khas pada sinyal digital. Sebuah bit dapat berupa nol (0) atau satu (1). Kemungkinan nilai untuk sebuah bit adalah 2 buah (21). Kemungkinan nilai untuk 2 bit adalah sebanyak 4 (22), berupa 00, 01, 10, dan 11. Secara umum, jumlah kemungkinan nilai yang terbentuk oleh kombinasi n bit adalah sebesar 2n buah.

System Bus

BUS adalah Jalur komunikasi yang dibagi pemakai Suatu set kabel tunggal yang digunakan untuk menghubungkan berbagai subsistem. BUS Sistem adalah Sebuah Bus yangmenghubungkan komponen-komponenutama komputer (CPU, Memori ,I/O)
Interkoneksi Bus
Bus merupakan lintasan komunikasi yang menghubungkan duaatau lebih komponen komputer.
Sifat penting dan merupakan syarat utama bus adalah media transmisi yang dapat digunakan bersama oleh sejumlah perangkatyang terhubung padanya
Digunakan bersama Diperlukan aturan main agar tidak terjadi tabrakan data atau kerusakan data yang ditransmisikan.Walaupun digunakan bersama namun dalam satu waktu hanya ada sebuah perangkat yang dapat menggunakan bus. Sebuah bus biasanyaterdiri atas beberapa saluran. Sebagai contoh bus data terdiri atas8 saluran sehingga dalam satu waktu dapat mentransfer data 8 bit. Secara umum fungsi saluran bus dikatagorikan dalam tiga bagianSaluran data, Saluran alamat & Saluran kontrol

Kode MAC Adress Beberapa Komputer

1. Wireless Network Connection

Description             :  Realtek RTL 8191SC 802.11N PC Wifi Adapter
Physical Address  : 70-1A-04-B4-96-2C
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-70-EE
2.        Wireless Network Connection
Description             : Atheros AR9002 WB – NG wireless network adapter
Physical Address  : 68-A3-C4-DA-B6-C8
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-75-43
3.        Wireless Network Connection
Description             : Realtek RTL 8191SE wireless LAN 802.11N PCI-E NIC
Physical Address  : E0-53-E0-91-53-1B-45-9F
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Jmicron PCI Express gigabit ethernet adapter
Physical Address : 80-EE-73-10-C1-A8
4.        Wireless Network Connection
Description             : RTL 8192E wireless LAN 802 .11N PCI-E NIC
Physical Address  : 00-22-5F-EE-6A-0C
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL 8102 E /RTL 8103 E Family PCI-E fast ethernet NIC (NDIS6.15)
Physical Address : 00-26-18-85-A5-1E
5.        Wireless Network Connection
Description             : Broadcom 802.11N Network Adapter
Physical Address  : 18-F4-6A-89-8E-65
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek R5 8168/8113 PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-16-17-53-DD-2A
6.        Wireless Network Connection
Description             : Intel(R) PRO/Wireless 3945ABG Network Connection
Physical Address  : 00-19-D2-8B-5D-FF
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168/8111 PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-16-17-53-DD-2A
7.        Wireless Network Connection
Description             : Microsoft Loopback Adapter
Physical Address  : 02-00-4C-4F-4F-50
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6D-08
8.        Wireless Network Connection
Description             : Atheros AR 5007G
Physical Address  : 00-15-AF-E6-60-12
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6D-BF
9.        Wireless Network Connection
Description             : Atheros ARG 002 NWB-1NG
Physical Address  : D0-DF-9A-D1-12-87
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6E-EA
10.    Wireless Network Connection
Description             : Atheros AR 5B 97 wireless network adapter
Physical Address  : 68-A3-C4-58-63-91
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6D-BF
11.    Wireless Network Connection
Description             : REAL PCI-E FE Family Controller
Physical Address  : 60-EB-69-3D-AF-6F
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6D-BF
12.    Wireless Network Connection
Description             : REALTEK PCI-E GBE Family COntroller
Physical Address  : 00-1E-EC-C4-24-45
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             :Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6A-AA
13.    Wireless Network Connection
Description             : Realtek RTL 8102 /8103/8136
Physical Address  : 00-03-0D-E8-5D-A8
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-70-AF
14.    Wireless Network Connection
Description             : Atheros AR 9285 802.11BG/N Wifi Adapter
Physical Address  : 74-DE-2B-2F-10-58
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : NVIDIA nForce Networking Controller
Physical Address : 00-1E-90-C1-C9-A6
15.    Wireless Network Connection
Description             : Jmicron PCI – Express Gigabit Ethernet Adapter
Physical Address  : 00-90-F5-AF-83-84
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Automatic Tunneling Pseudo-Interface
Physical Address : C0-A8-01-14
16.    Wireless Network Connection
Description             : Realtek RTL 8191SC 802.11N PC
Physical Address  : 00-25-D3-92-4A-7B
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8168D(P)/8111D(P) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-E0-4D-B9-5C-47
17.    Wireless Network Connection
Description             : Interl prowireless 3945ABG Network Conection
Physical Address  : 00-19-D2-88-5D-FF
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Microsoft Loopback adapter
Physical Address : 02-00-4C-4F-50-2D
18.    Wireless Network Connection
Description             : Atheros 9285 802 11B/G/N Wifi Adapter
Physical Address  : i1.92.00.2i.5D.FF
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL 8168D (P)/8111D(p) PCI-E Gigabit Ethernet NIC
Physical Address : 00-30-67-48-6D-08
19.    Wireless Network Connection
Description             : NVIDIA N force networking Controller
Physical Address  : 00-1E-90-C1-C9-A6
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Realtek RTL8102 E Family PCI-E Fast Ethernet
Physical Address : 00-E0-4D-B9-5C-47
20.    Wireless Network Connection
Description             : Real PCI-E FE Family Controller
Physical Address  : 00-2E-4B-22-90-13
Ethernet adapter Local Area Connection
Description             : Broadcom Netlink TM Gigabit Ethernet
Physical Address : 60-EB-69-CB-87-B2

Kontribusi Motivasi dan Minat Bekerja di Industri Terhadap Hasil Belajar Mata Kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri FT UNP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan : (1) Kontribusi motivasi bekerja di industri terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri, (2) Kontribusi minat bekerja di industri terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri, (3) Kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri secara bersama-sama terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri.

Penelitian ini termasuk kedalam jenis penelitian korelasional yang bersifat deskriptif dengan subyek penelitian sebanyak 40 orang mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri angkatan 2008 yang terdaftar pada semester Januari-Juni 2011 dan masih aktif mengikuti perkuliahan serta telah mengambil mata kuliah Keahlian Berkarya. Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi product moment dengan persyaratan data berdistribusi normal dan linear.

Hasil penelitian ditemukan bahwa : (1) Terdapat kontribusi motivasi bekerja di industri terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 secara signifikan sebesar 12,4 %. (2) Terdapat kontribusi minat bekerja di industri terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 sebesar 10,9 %. (3) Terdapat kontribusi motivasi dan minat bekerja di industri secara bersama-sama terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 sebesar 28 %. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa terdapat  kontribusi yang signifikan terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 adalah faktor motivasi dan minat bekerja di industri baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa motivasi dan minat bekerja di industri merupakan dua faktor yang turut menyumbang terhadap hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa D4 Teknik Elektro Industri FT UNP. Hal ini berarti semakin tinggi motivasi dan minat bekerja di industri maka hasil belajar mata kuliah Keahlian Berkarya mahasiswa pun akan cendrung tinggi, begitu pula sebaliknya.

BAB I

BAB II

BAB III